Konfeensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung. (Dokumentasi: Xinhua) |
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi urusan pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, diakui sebagai salah satu Memory of The World atau Warisan Dunia pada Oktober 2015. Hal itu ditegaskan oleh Mustari Irawan selaku kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada 29 Oktober 2015.
Perjuangan menjadikan Arsip-Arsip dari Konferensi Asia Afrika 1955 yang diupayakan oleh ANRI sudah dimulai sejak 2012. Arsip-arsip KAA yang diperjuangkan dapat menjadi memori dunia terdiri dari foto-foto pelaksanaan, dokumen dan keputusan atau hasil konferensi KAA 18-24 April 1955 seperti Dasasila Bandung. Akhirnya keputusan memasukkan Arsip KAA menjadi warisan dunia diputuskan pada sidang UNESCO di Abu Dhabi.
Menurut Mustari Irawan Arsip KAA layak dijadikan sebagai warisan dunia karena keunikannya kegiatan maupun konteksnya (isi). KAA menggambarkan kondisi dunia pada tahun 1950an di tengah suhu politik dunia (Perang Dingin) yang memanas antara kekuatan kapitalis (Amerika Serikat) dan Komunisme (Uni Soviet), dimana lahir kekuatan ketiga yang tidak memihak salah satu kekuataan dunia melalui forum KAA.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment