Symonds, Jenderal Inggris Kedua yang Gugur Di Pertempuran Surabaya

Brigadir Jenderal Robert Guy Loder-Symonds
(Dokumentasi: tabloidsergap.wordpress.com)
Pada Perang Dunia II yang berlangsung sengit melawan Nazi Jerman, tidak satupun Inggris kehilangan jenderalnya. Keadaan sebaliknya justru terjadi selang beberapa bulan saat Perang Dunia II usai (Agustus 1945). Nun jauh di sebelah timur Eropa, Inggris harus kehilangan dua jenderalnya dalam sebelas hari pada pertempuran di Surabaya, 10 November 1945. 
Share:

Hitoshi Imamura, Jenderal Jepang Yang Diselamatkan Bung Karno

General Hitoshi Imamura
(Dokumentasi: gettyimages)
Masa pendudukan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 hingga kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 memang suatu babakan waktu yang cukup singkat, hanya 3 tahun. Akan tetapi ada berbagai pengaruh yang amat besar dari sekitar  3 tahun tersebut dalam kehidupan sehari hari, bahkan hingga sekarang. Banyak kisah-kisah di sekitar zaman kemerdekaan yang masih belum banyak terungkap dalam buku sejarah. Salah satunya tentang sosok si jenderal Jepang penakluk kolonialisme Belanda, yakni Hitoshi Imamura. Terlebih Jenderal Imamura ternyata punya kedekatan yang cukup baik pada pemimpin republik, katakanlah Sukarno. 
Share:

Benarkah Hatta Mundur Karena Tidak Sepaham Dengan Sukarno?

Muhammad Hatta
(Dokumentasi: zenius.net)
Tepat enam puluh tahun yang lalu, pada 1 Desember 1956 Wakil Presiden pertama Indonesia Drs. Muhammad Hatta mengundurkan diri dari jabatannya. Kemunduran Hatta ini cukup mengejutkan publik terutama dunia politik, sebab setahun sebelumnya pada 1955 pemerintah sukses melaksanakan Pemilu 1955. Suatu pejabat negara yang mengundurkan diri tentulah mengundang pertanyaan, "mengapa ia mundur, apa alasan ia mundur?" dan lain sebagainya. Terlebih Hatta tergolong sosok yang bersih dan tidak tersangkut paut hal-hal kontroversial. Pejabat negara yang bersih, santun, diidam-idamkan rakyat, dan cerdas namun memilih mengundurkan diri dikala masa jabatannya masih panjang. Hal ini sangat jarang terjadi di Indonesia.
Share:

Salakanagara, Legenda Kerajaan Tertua Sebelum Kutai

Peta Salakanagara pada tahun 358 M
(Dokumentasi: istimewa)
Kerajaan Kutai yang terletak di Kalimantan Timur diketahui hingga saat ini masih dianggap sebagai kerajaan pertama di Nusantara. Setidaknya dalam kurikulum pengajaran sejarah nasional, Kutai masih terus diajarkan sebagai kerajaan pertama di Indonesia yang menganut Hindu sebagai agama resminya. Akan tetapi perdebatan tentang kerajaan pertama di Nusantara muncul di permukaan beberapa tahun ini, mempertanyakan apakah betul Kutai menjadi yang pertama?
Share:

Seabad Revolusi Oktober 1917 dan Pengaruhnya di Indonesia

Lukisan ilustrasi Vladimir Lenin yang memimpin kaum Bolshevik
dalam merebut Istana Musim Dingin milik Kekaisaran Rusia
(Dokumentasi: Istimewa)

Revolusi adalah suatu perubahan dengan cepat, dan cukup mendasar bahkan sering kali dibarengi dengan kekerasan. Salah satu revolusi yang paling terkenal di dunia ialah Revolusi Rusia 1917, atau sering juga disebut Revolusi Oktober 1917 (atau Revolusi Oktober saja). Sesuai namanya, revolusi ini terjadi di Rusia yang dahulu masih berstatus negara Kekaisaran dimana Kaisar Tsar Nicholas II dari dinasti Romanov berkuasa kala itu. Revolusi Rusia hanyalah puncak dari kebobrokan pemerintah Nicholas II yang korupsi, otoriter, monarki, dan represif terhadap rakyatnya. Revolusi Oktober sebenarnya baru berhasil pada 7 November 1917 saat kekuataan Bolshevik berhasil merebut Istana Musim Dingin dan menggulingkan Pemerintahan Sementara pimpinan Karansky. Penggulingan tersebut dianggap karena sejak Revolusi Februari 1917 kebijakan-kebijakan yang dibuat belum memuaskan rakyat.
Share:

Inggit Garnasih, Istri Perjuangan Bung Karno

Sukarno dan Inggit Garnasih
(Dokumentasi: Istimewa)
Presiden Sukarno semasa hidupnya memiliki 9 istri dan yang paling dicintainya barangkali ialah istri keduanya, Inggit Garnasih. Inggit lahir di Bandung pada 17 Februari 1888, masa mudanya dikenal sebagai gadis desa yang cantik jelita dan menjadi idaman pria kala itu. Ia kemudian menikah dengan Nata Atmadja, seorang Patih di kantor Residen Priangan. Pernikahan itu tidak berlangsung lama dan mereka bersepakat untuk cerai. Kemudian Inggih menikah lagi dengan seorang pengusaha dan aktifis Sarekat Islam, Haji Sanusi. Hubungan Inggit dengan Haji Sanusi sebenarnya berlangsung baik, akan tetapi tidak dipungkiri Inggit lebih sering merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya yang sangat sibuk.
Share:

New People's Army, Setengah Abad Lebih Memberontak

Ilustrasi gerilyawan New Peoples Army 
(Dokumentasi: www.intelligencefusion.co.uk)
Isu tentang bangkitnya ideologi komunis dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) nya sempat menghangat sekitar tanggal 30 September hingga 1 Oktober 2017 kemarin. Fenomena isu ini sudah ibarat sebuah annual issue yang terus akan dibahas setiap tahun menjelang peringatan Gerakan 30 September dan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. Nah rupanya momen ini dipakai oleh orang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita bohong atau hoax. Perlu penulis garis bawahi, berita bohong yang penulis maksud adalah bukti gambarnya, karena penyebar berita ingin meyakinkan kepada publik dengan sebuah gambar. Akan tetapi gambar yang digunakan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya alias palsu.
Share:

Pecah Kongsi Pak Harto dan Pak Nas

Jend. A.H Nasution (kiri), dan Jend. Suharto
(kanan). Dokumentasi: LIFE
Gerakan 30 September 1965 yang dipimpin oleh Letkol Untung Syamsuri, Komandan Pasukan Tjakrabirawa, seperti yang telah diketahui dapat dilumpuhkan dengan mudah kurang dari 24 jam. G-30-S memang berhasil membunuh sejumlah jenderal dan tentara, namun gagal mengambil alih pemerintahan. Bahkan organisasi mereka kacau balau pada tanggal 1 Oktober 1965 dan telah kehilangan arah pergerakan. Ada tiga jenderal tinggi AD yang selamat pada malam jahanam tersebut, yakni Panglima ABRI A.H. Nasution, Komandan Kostrad Soeharto, dan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo. Pemberantasan PKI dan G-30-S pun dengan segara dilakukan. Jika Sarwo Edhie adalah orang "lapangan" dalam pemberantasan tersebut, maka duet A.H Nasution dan Soeharto adalah think and thank nya.
Share:

Benarkah Yani Disiapkan Menggantikan Sukarno?


Jenderal Ahmad Yani
(Dokumentasi: Koleksi Museum Sasmitaloka 
Jenderal Ahmad Yani, Jakarta)

Meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang merenggut nyawa 7 jenderal Angkatan Darat, secara tidak langsung diyakini masih ada kaitannya dengan kesehatan Presiden Sukarno. Menjelang 1965 banyak kalangan yang mulai bertanya-tanya siapa yang akan menggantikan Presiden Sukarno jika kondisi sang proklamator tersebut tidak juga membaik. Seperti diketahui, Presiden Sukarno menginjak usianya yang ke enam puluh mulai didera sejumlah gangguan kesehatan, paling santer ialah kondisi ginjalnya yang mulai melemah. Bahkan pada 4 Agustus 1964, kurang lebih 2 bulan sebelum peristiwa 30 September 1965 ia sempat pingsan dan di diagnosa menderita stroke ringan karena penyempitan pembuluh darah ke otak. 

Share:

Soekarno Termasuk Target Dalam Gerakan 30 September 1965

Soekarno dan Ratna Dewi
(Dokumentasi:zettamedia.co)
Assalamualaikum, wr. wb

Pecahnya peristiwa 30 September 1965 silam yang didalangi oleh pentolan Partai Komunis Indonesia yang menggunakan tangan prajurit pasukan Tjakrabirawa masih saja tetap mengundang tanda tanya dan misteri. Diantara yang belum terungkap ialah siapa sajakah target yang harus dihabisi oleh Gerakan 30 September? 
Share:

Sate Ayam Kaki Lima, 'Jamuan' Makan Pelantikan Sukarno

Soekarno di sidang PPKI 18 Agustus 1945
(Dokumentasi: Istimewa)
Ir. Soekarno resmi diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia pada sidang PPKI pertama 18 Agustus 1945. Dalam memimpin negara yang baru merdeka tersebut, Soekarno ditemani oleh Drs. Moh. Hatta sahabat dan teman karibnya dalam perjuangan. Tidak ada pemilu kala itu, karena dalam kondisi revolusi dimana dibutuhkan keputusan yang cepat pasangan Soekarno-Hatta terpilih secara aklamasi. 
Share:

Mobil Kepresidenan Hasil Rampasan

Soekarno duduk di atas kap mobil kepresidenannya REP 1
(Dokumentasi: Istimewa)
Adalah pemuda bernama Sudiro, merampas Buick 8 milik Kepala Jawatan Kereta Api Militer Jepang. Tercatat secara resmi sebagai mobil kepresidenan pertama RI.

Seorang Presiden lazimnya memiliki suatu mobil dinas untuk menunjang berbagai aktifitas kenegaraan sang kepala negara, atau biasa disebut mobil kepresidenan. Setiap presiden biasanya tidak hanya disediakan 1 mobil kepresidenan, bahkan bisa lebih dan terkadang untuk medan tertentu memang disediakan mobil khusus. 
Share:

PNI Pernah Jadi Partai Tunggal 'Seumur Jagung'

Kampanye PNI 1955
(Sumber: istimewa)
Sidang PPKI ke III, 22 Agustus 1945, PNI ditetapkan sebagai partai tunggal. Sukarno ingin PNI jadi motor perjuangan rakyat. 

Tepat 72 tahun yang lalu atau pada tanggal 22 Agustus 1945 diselenggarakan Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ke III. Kemerdekaan Indonesia yang di proklamirkan terlebih dahulu sebelum adanya sidang PPKI memang bagi sebagian pihak tidak lazim, sebab saat itu  belum ditetapkan pemimin negara, wilayah, hingga organisasi kenegaraan lainnya. Termasuk Soekarno sendiri yang awalnya bersikukuh tetap memproklamirkan kemerdekaan setelah sidang PPKI sebelum berubah karena meletusnya peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945.
Share:

Rumah Proklamasi Hibah Dari Seorang Arab

Rumah Proklamasi. (Sumber: kekunoan.com)

Proklamasi Kemerdekaan RI yang di proklamirkan 72 tahun yang lalu di Jakarta masih menyimpan berbagai hal yang masih belum diketahui oleh masyarakat. Bisa dibilang hal ini merupakan
unwritten history atau sejarah yang tidak tertulis terutama sekali pada buku sejarah di sekolah-sekolah.
Share:

Riwayat Miangas, Jadi Rebutan Kolonialis Hingga Waspada ISIS

Pulau Miangas
(sumber: trubus.id)

Negara tetangga Indonesia di sebelah utara, Filipina saat ini sedang berjuang melawan pemberontak Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi. Memang akhir-akhir ini sejak bulan Mei 2017 hingga kini pegerakan ISIS di kota yang terdapat banyak warga muslim tersebut cukup menarik perhatian, termasuk dari negara tetangga. Malaysia, Filipina, dan Indonesia bahkan sudah sepakat untuk saling berpatroli bersama di sekitar perairan Sulu yang berbatasan dengan Indonesia-Malaysia. Hal ini secara tidak langsung kembali menarik perhatian suatu pulau yang berada di paling utara Indonesia, bahkan letaknya justru lebih dekat dengan Filipina. Ya, pulau tersebut bernama Miangas. Pasalnya Pulau Miangas hanya berjarak 48 mil atau sekitar 77 kilometer dari pesisir pantai Filipina terdekat, dibandingkan dengan kecamatan Nanusa yang berjarak 145 mil. Untuk mengantisipasi pergerakan ISIS menyeberang ke wilayah RI, berbagai gelaran militer baik Udara, Laut, dan Darat disiagakan di sekitar perairan Miangas. Bahkan, pemerintah daerah setempat bersama dengan Tentara Nasional Indonesia berulang kali melakukan penyuluhan penguatan nasionalisme dan patriotisme agar warga Miangas waspada akan masuknya ISIS.
Share:

Terusan Kra dan Mimpi Buruk Negara-Negara Selat Malaka


Ilustrasi jalur pelayaran melewati terusan Kra (garuis putus-putus), dan
jalur Selat Malaka (garis menyambung)
Dokumentasi: maritimnews.com
Jalur laut merupakan metode transportasi yang sudah lama digunakan oleh umat manusia. Melalui jalur laut pula suatu negara, bangsa, hingga perdagangan terhubung. Dalam transportasi laut dikenal adanya suatu terusan yang menghubungkan antar 2 lautan atau 2 samudera. 

Share:

Kisah Seorang Anak Bernama "Kusno"

Tepat pada tanggal 6 Juni 2017 kemarin merupakan 116 tahunnya kelahiran (harlah) sang proklamator Indonesia, Soekarno. Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Sukemi Sosrodiharjo dengan wanita asal Bali dan masih memiliki keturunan raja di Bali, Ida Ayu Nyoman Rai. Konon Soekarno kecil dibesarkan dalam 2 perpaduan budaya dan agama, ayahnya yang Jawa-Islam sedangkan ibunya orang Bali yang tetap menganut kepercayaan Hindu. Hal inilah yang membuat Soekarno saat dewasa merasa kemajemukan Indonesia merupakan suatu kekuatan yang ampun apabila mau bersatu.

Kesuksesan sosok Soekarno sebenarnya bukanlah datang tiba-tiba. Apabila hendak ditelusuri lebih jauh masa kecil Soekarno sebenarnya tidak ada yang spesial meskipun saat itu ia termasuk orang berada "ningrat". Berikut beberapa fakta kehidupan Soekarno saat kecil yang saat itu masih bernama Kusno.
Share:

Teruo Nakamura, Serdadu Jepang yang Bersembunyi 30 Tahun di Morotai

Teruo Nakamura (tengah, berkepala plontos) sesaat setelah
dijemput oleh TNI AU dari Morotai
(Sumber: lenterainspiratif)
Segelintir tentara Jepang tertinggal dalam Perang Dunia II yang telah usai pada Agustus 1945 etelah Perang Dunia II. Ada yang tertinggal dan bergabung pada pasukan TNI, namun adapula yang benar-benar tertinggal.  Kisah yang paling unik adalah kisah Prajurit Teruo Nakamura yang tertinggal di Morotai dan bersembunyi 30 tahun di hutan mengira Perang Dunia II masih berlangsung!

Prajurit Wajib Militer/Sukarela
Teruo Nakamura sebenarnya bukanlah orang asli Jepang. Ia lahir di Taiwan pada 1919 dan memang penduduk asli dari suku di Taiwan. Saat itu Taiwan merupakan koloni atau wilayah jajahan Kekaisaran Jepang yang lebih dikenal dengan Pulau Formosa. Perang Dunia II membawanya terkena wajib militer dan pada November 1943 ia dimasukkan dalam Unit Sukarela Takasago yang merupakan bagian dari Rikugun (Angkatan Darat Jepang). Nakamura dan unitnya kemudian ditempatkan di Pulau Morotai, pulau strategis yang apabila direbut dapat menjadi batu loncatan sekutu untuk mengusir Jepang dari Filipina. 
Pendaratan Sekutu di Pantai Pulau Morotai
(Dokumentasi: wikimedia)
Sekitar bulan September 1944 terjadi pertempuran Morotai untuk memperebutkan pulau tersebut antara Jepang dengan Sekutu (Amerika-Australia). Pasukan Jepang yang disiagakan hanya sekitar 1000 orang, dengan mudah dikalahkan oleh tentara Sekutu yang lebih banyak. Pada Maret 1945 markas tentara Jepang menyatakan ia termasuk prajurit yang gugur dalam pertempuran Morotai, meskipun jasadnya atau jejaknya tidak pernah diketahui pada saat itu. 


Bersembunyi Dalam Hutan
Pengumuman gugurnya Teruo Nakamura ternyata berbeda dengan kenyataan aslinya. Tidak disangka Nakamura dan sejumlah tentara Jepang ternyata menolak menyerah dan bersembunyi di hutan Pulau Morotai. Pertempuran Morotai yang tidak seimbang memang banyak membuat pasukan Jepang kocar-kacir, Nakamura dan sejumlah rekannya lebih memilih bertahan dengan bersembunyi di pulau tersebut daripada harus menyerah pada tentara Sekutu. Pada tahun 1950an rekan-rekan Nakamura mulai ditemukan dan dikembalikan ke negara asalnya. Tidak diketahui apakah rekan-rekan Nakamura tersebut memang sengaja ditemukan melalui misi pencarian atau inisiatif sendiri "keluar hutan" dan melakukan penyerahan. Kini tinggal Nakamura sendiri di Hutan Morotai yang tetap memilih bertahan daripada menyerah.

Unit Sukarela Takasago, kesatuan Teruo Nakamura berdinas di Morotai
(sumber: wikipedia)

Di Hutan Morotai Nakamura hidup sendiri dengan membangun sebuah gubuk kayu beratap rumbia. Kebutuhan hidup sehari-harinya coba ia topang sendiri dengan menanam tanaman umbi-umbian dan singkong di sekitar gubuknya. Gubuknya juga ia pagari dengan kayu untuk mencegah mendekatnya binatang buas. Terungkapnya ada seorang prajurit Jepang di hutan Morotai sendiri awalnya dari laporan masyarakat. Selama persembunyiannya Teruo Nakamura tidak sepenuhnya hidup tanpa berinteraksi dengan manusia. Ia bersahabat baik dengan Baicoli, penduduk sekitar Morotai yang bertemu Nakamura saat berburu Babi ke hutan. Sejak saat itu keduanya bersahabat, Baicoli bahkan sering mengunjungi Nakamura di gubuk persembunyiannya sambil membawakan bahan makanan yang dibutuhkan seperti gula, garam, minyak, atau teh. 

Baicoli merasa hidupnya sudah tidak lama lagi kemudian mewasiatkan melanjutkan persahabatannya dengan Nakamura kepada anaknya, Luther. Akan tetapi Luther sendiri pada tahun 1974 juga merasa hidupnya juga tidak akan lama lagi, ditambah ia sendiri tidak memiliki anak yang bisa mewariskan persahabatan dengan Nakamura. Luther akhirnya berinisiatif melaporkan keberadaan Nakamura kepada pihak berwenang. Ia melaporkan keberadaan satu tentara Jepang yang bersembunyi di hutan kepada Kapolsek Morotai, Kapten Lawalata. Dari laporan tersebut Kapten Lawalata kemudian melaporkannya kepada Komandan Pangkalan TNI AU Morotai, Kapten Supardi, untuk kemudian dilakukan misi penjempuran Nakamura.


Misi Penjemputan
Kapten Supardi memutuskan membentuk suatu tim untuk menjemput Nakamura dari hutan persembunyiannya yang terdiri dari 20 orang. Termasuk dalam tim penjemputan tersebut adalah Faizal bin Abdul Aziz, pria keturunan Arab yang saat itu menjadi satu-satunya wartawan yang meliput misi penjemputan Nakamura yang bekerja sebagai kontributor RRI Ternate di Morotai. Tim penjemputan berangkat pada pagi 18 Desember 1974. Keberangkatan tim tersebut amat dirahasiakan, bahkan dengan berjalan kaki dari pusat kota Morotai hingga ke kawasan Hutan Pilowo tempat si Nakamura bersembunyi.

Sejumlah skenario pun disiapkan untuk membuat Nakamura menyerah tanpa perlawanan. Serma Hanz Anthony, anggota TNI-AU dalam rombongan tersebut yang fasih berbahasa Jepang telah menyiapkan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo untuk dihapalkan oleh seluruh anggota tim. Selain itu tim juga sudah menyiapkan bendera Indonesia dan bendera Hinomaru (Bendera Jepang) disamping foto Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Kakuei Tanaka. Rencananya tim akan menyergap Nakamura dengan menyanyikan lagu kebangsaan Kimigayo. Cara ini dipilih sebagai pendekatan soft, karena sikap tentara Jepang yang disiplin akan langsung berdiri hormat dan diam apabila mendengar lagu Kimigayo. Kemudian rencana berlanjut apabila Nakamura sudah dikuasai dengan menunjukkan foto P.M Kakuei Tanaka sebagai pemimpin pemerintah Jepang saat itu, dan foto Soeharto sebagai Presiden Indonesia yang sudah berdaulat dan merdeka.

Tim kemudian berhasil sampai ke gubuk Nakamura pada 19 Desember 1974, namun Nakamura diketahui sedang tidak ditempat. Sambil menunggu Nakamura pulang, tim bersembunyi dan siap menyergap begitu melihat Nakamura. Saat yang ditunggu tiba, Nakamura pulang, tim penjemputan kemudian mengepung gubuk tersebut. Nakamura terkejut dan sangat tegang, ia berusaha masuk ke dalam gubuknya. Rencana dijalankan, tim kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo, mengibarkan kedua bendera, dan memperlihatkan foto dua pemimpin negara yang sudah disiapkan. Sambil mengarahkan senjata, Serma Hanz Anthony memerintahkan Nakamura untuk angkat tangan dan menyerah. Berhasil, Nakamura menyerah tanpa perlawanan apapun kepada tim.

Serma Hanz Anthony menjelaskan kepada Nakamura bahwa Perang Dunia II telah berakhir 29 tahun yang lalu dan Jepang kalah. Wilayah Morotai sebagai tempat persembunyiannya kini telah menjadi bagian dari negara yang merdeka dan berdaulat bernama Indonesia dengan Soeharto sebagai Presidennya saat itu. Tidak lupa ia juga menunjukkan foto Kakuei Tanaka yang saat ini memimpin pemerintahan Jepang. Secara fisik saat ditangkap Nakamura kelihatan sehat dan bugar, namun ia hanya mengenakan pakaian yang terbuat dari karung goni.

Ketika tim memeriksa di dalam gubuknya ditemukan sepucuk senapan dan 14 peluru yang masih aktif. Juga ditemukan sebotol minyak babi yang ia gunakan untuk memasak maupun merawat senapannya. Di dalam gubuk yang berukuran 2x2 meter itu juga terdapat kayu-kayu yang disusun olehnya untuk tidak dan sudah tampak melengkung. Menurut keterangannya, kayu-kayu itu juga disiapkan untuk membakar dirinya sendiri apabila suatu saat sudah tidak bisa berbuat apa-apa.


Dipulangkan ke Taiwan

Teruo Nakamura setelah pulang ke Taiwan dan bertemu istrinya
(sumber: pinterest)

Setelah Teruo Nakamura berhasil ditangkap tim membawanya ke Pangkalan TNI AU Morotai, kesehatannya pun sempat diperiksa namun ia dinyatakan sehat oleh dokter. Sebagai pengganti pakaian karung goninya, ia diberikan baju seragam oleh prajurit TNI AU. Ia kelihatan bingung melihat keramaian, maklum karena sudah 30 tahun tidak berinteraksi dengan banyak orang. Nakamura kemudian dibawa ke Jakarta, dijemput langsung oleh KSAU Marsekal Saleh Basarah dengan Pesawat C-130 Hercules. Setibanya di Jakarta, Nakamura diserahkan ke Kedutaan Besar Jepang oleh TNI-AU. Nakamura ingin dirinya dipulangkan ke Jepang, akan tetapi permohonan itu nampaknya sulit dikabulkan. Setelah mengecek data-data dan berkas prajurit Jepang dalam Perang Dunia II, diketahui Nakamura adalah orang Taiwan yang hanya terdaftar dalam pasukan Sukarela. Oleh kedutaan, Nakamura akhirnya dikembalikan ke Taiwan dan berhasil berkumpul kembali dengan istri dan keluarganya. Nakamura diketahui wafat pada 15 Juni 1979 karena sakit paru-paru.

Tinggal satu pertanyaan yang belum terjawab, mengapa Nakamura memilih bersembunyi di dalam hutan Morotai? Menurut Serma Hanz Anthony yang menerjemahkan pernyataan Nakamura, ia mengira pasukan sekutu masih menguasai Pulau Morotai. Ia bahkan mengira pesawat TNI-AU yang sering lepas landas di sekitar Morotai adalah pesawat Sekutu. 

Monumen Nakamura di Morotai
(sumber: merahputih.com)
Menyerahnya Nakamura menjadikan ia sebagai prajurit Jepang terakhir yang menyerah paska Perang Dunia II di Pasifik. Di Filipina juga ada kejadian serupa, Letnan Dua Hiro Onoda bertahan Pulau Lubang dari Desember 1944 hingga baru menyerah pada Maret 1974. Untuk menghormati semangat pantang menyerah Nakamura, Pemerintah Morotai telah membangun monumen dengan patung dirinya saat mengenakan seragam tentara Jepang. Sekedar info, di Morotai hanya ada 2 patung tokoh Perang Dunia II, pertama adalah Jenderal Mac Arthur (AS), yang kedua siapalagi kalau bukan si Nakamura.

Sumber:
Share:

Tuduhan Malpraktik Terbesar Dalam Sejarah Kedokteran Indonesia

dr. Achmad Mochtar, dokter yang rela menjadi tumbal
malpraktik dokter Jepang
(Dokumentasi: jakartanews.co)

Masa pendudukan Jepang memang dipenuhi dengan berbagai peristiwa kemanusiaan yang menyayat hati, kali ini korban dari kekejaman tentara pendudukan mereka adalah sekelompok Dokter. Hal ini berawal dari sebuah malpraktik terhadap Romusha yang akan dikirim untuk kerja paksa. Bagaimana bisa? Pekerja Romusha yang akan dikirim oleh Jepang biasanya akan melewati dahulu tahap vaksinisasi. Para pekerja paksa tersebut diberikan berbagai vaksin agar daya tahan tubuhnya yang lebih kuat. Namun nahas, pada Juli 1944 sekira 900 Romusha tewas yang diduga karena kesalahan pemberian vaksin oleh dokter Indonesia.
Share: