Pada 20 Mei 1998, tepat sehari sebelum runtuhnya Orde Baru, Presiden Suharto membuat manuver politik terakhirnya dengan melakukan reshuffle kabinet dan membentuk kabinet baru bernama Kabinet Reformasi. Sayang, jurus terakhirnya ini gagal, banyak menteri yang enggan mendampinginya lagi.