Berkah KMB Bagi Angkatan Perang Indonesia

B-26 Invader milik AURI
(sumber: militer.or.id)
Artikel ini dibuat untuk memperingati 70 tahun Konferensi Meja Bundar dan Penyerahan Kedaulatan Belanda ke Indonesia pada 27 Desember 1949. 

Isi Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mulai efektif 27 Desember 1949 selain menjadi dasar pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, juga menjadi suatu causa dimulainya babak baru angkatan perang Indonesia yang lebih modern.

Berkat KMB, Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dalam sekejap menerima berbagai Alat Utama Sistem Persenjataan (ALUTSISTA) eks-Belanda. Terutama yang memang saat KMB efektif berada atau ditugaskan di Indonesia, mulai dari Tank hingga Pesawat Tempur.
Share:

Mahar Pengakuan Kedaulatan

Delegasi RI Perdana Menteri Mohammad Hatta
menyampaikan pandangannya dalam KMB
(sumber: liputan6.com)
Belanda menuntut Indonesia harus mengambil alih hutang Hindia Belanda sebesar 6,3 Miliar Gulden agar kedaulatan dapat diserahkan. Keberatan, Indonesia akhirnya sepakat menanggung 4,3 Miliar Gulden saja.  

Suasana sidang Komisi Keuangan dan Ekonomi dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) antara delegasi RI, BFO, dan Belanda mencapai ketegangan. Belanda menuntut Indonesia harus menanggung hutang Belanda sebanyak 6.1 Miliar Gulden. Klausul pemerasan itu jelas ditolak Indonesia. Jangankan untuk membayang hutang, kas negara saja terus mengalami defisit. 
Share:

Roem-Roijen dan Kekecewaan Mendalam Louis Beel

Mohammad Roem berbicara dengan delegasi Belanda
(Dokumentasi: tribun)
7 Mei 1947, dibalik keberhasilan Perundingan Roem-Roijen ada Luois Beel (Wakil Tinggi Mahkota Belanda) yang kecewa skenarionya terhadap RI gagal total. Karena malu dua hari kemudian ia mengajukan pengunduran diri.


Ibarat awan mendung, suasana Batavia sekitar bulan Maret 1949 sedang berada di titik suram. Belanda sedang berada di posisi sulit karena aksinya tempo hari 19 Desember 1948 dengan melakukan agresi kali kedua ke Yogyakarta. Di luar mendapat hinaan, di dalam tiada kawan. Posisi Belanda di forum internasional benar-benar telah terkucil, begitupula di dalam negeri (Indonesia) dimana kubu yang semula diharapkan menjadi konco seperti BFO malah mulai tegas memihak republik.
Share:

Gagalnya Rencana KMB 12 Maret 1949

Komisaris Tinggi Hindia Belanda Louis Beel berbincang(kiri)
dengan PM Sutan Syahrir (kanan)
(Sumber: Indonesia Zaman Doeloe)
Artikel ini dibuat untuk memperingati 70 tahun Konferensi Meja Bundar dan Penyerahan Kedaulatan Belanda ke Indonesia pada 27 Desember 1949. 

Suasana tegang mewarnai Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB 28 Januari 1949 di New York Amerika Serikat yang membahas nasib Indonesia yang kembali di agresi oleh Kerajaan Belanda. Para negara pemilik Hak Veto itu merasa perlu mengeluarkan satu resolusi yang tegas untuk Belanda karena telah berulang kali tidak mengindahkan anjuran Komisi Tiga Negara bentukan PBB agar dicapai perdamaian dengan Indonesia melalui suatu dialog. 
Share: