Pada Akhirnya, Sejarah Disembunyikan

 



Nama Buku                             : Sejarah Dunia Yang Disembunyikan

Nama Asli Buku                     : The Secret History of the World

Nama Pengarang                     : Jonathan Black (Mark Booth)

Tahun Terbit                            : 2007

Penerbit                                   : PT Pustaka Alvabet

Tahun Terbit di Indonesia       : 2017

 

Bagaimana mungkin sejarah bisa di sembunyikan? Bukankah sejarah adalah sesuatu yang pasti? Tampaknya hal tersebut perlu pertanyakan ungkapan tersebut. Kalau kita perhatikan sejarah-sejarah yang ada, sering kali sejarah ditulis oleh orang-orang pemenang, seperti Winston Churchill yang menulis memoar World War II. Menarik, jika sejarah yang ditulis hanya untuk orang pemenang saja, padahal setiap orang bisa membuat sejaranya masing-masing. 

Jonathan Black menghadirkan bahasa sejarah yang tidak terkesan membosankan, layaknya story telling. Bisa dikatakan, agak sedikit persetan dengan metodologi penulisan sejarah, dia lebih menghadirkan sejarah dengan hal-hal yang bersifat anti mainstream. Menceritakan dari masa awal peradaban, yang kurang lebih sama seperti bukunya Arnold J. Toynbee di dalam review sebelumnya. 

Hanya saja bedanya dengan penulisan sejarah yang mainstream, ia kerap kali menghadirkan sejarah yang terkesan mitologi, namun sekali lagi, sangat berbeda dengan sejarah yang biasanya kita baca sebelumnya. Mungkin tingkat elaborasi sejarah yang terbiasa dilakukan oleh penulis-penulis barat yang salah satunya Karen Amstrong ketika menulis Muhammad The Prophet For Our Time, begitu juga dengan Jonathan Black.

Namun tulisan ini bagi Jonathan adalah bacaan-bacaan yang pernah ia baca sepanjang hidupnya mulai dari naskah kuno sampai kontemporer. Bagi kita yang terbiasa dengan mata pelajaran Sejarah sekalipun akan terkaget dengan buku yang begitu revolusioner ini, karena menghadirkan sejarah dengan sesuatu yang tidak biasa. Tidak biasa disini bukan hanya berdasarkan metodologi penulisan sejarah, tetapi pengetahuan interpretasi sejarah yang sangat menarik, hingga menepuk jidat pembaca sejarah yang mainstream.

Dari awal halaman buku ini, setidaknya anda akan diajak untuk berfantasi terlebih dahulu, karena seperti yang kita tahu, sejarah sering ditulis oleh orang pemenang, dan dinikmati oleh orang-orang yang kalah. Namun, untuk buku ini, semua kata-kata itu tidak berlaku, justru Jonathan menghadirkan diksi-diksi yang sangat menarik dan membuat kita untuk memahami sejarah yang terbilang unik tersebut. 

Terkadang saya sempat mempertanyakan buku ini yang terbilang sangat mendekati penulisan yang fiksi (serba imajinasi) ketika bersama dengan kakak saya yaitu Dian Agustin. Lalu saya sodorkan kepada Pak Ismail sebagai Guru Fiqih di MAN 2 Pontianak, yang secara simpelnya beliau agak lebih memilih diksi menolak buku tersebut secara halus ketika membaca bagian Zaman Islam. Itulah penulis barat yang sarat akan sastra, namun bukan berarti ini akan mengubah sejarah, namun seperti mengulik sejarah yang sudah ada, lalu di eksplorasi kembali.

Buku ini setidaknya sebagai anti tesis mengenai sejarah yang katanya, bersifat mutlak dan tidak bisa dirubah lagi. Padahal, interpretasi sejarah sangat memungkinkan kembali, setidaknya hadirnya Hermeneutika Sejarah akan menjadi sebuah metode yang terbilang sangat berbeda dengan yang lain. Mungkin ini yang sering disebut oleh sahabat saya mengenai sejarah : 

Anda tidak perlu mengikuti sejarah itu terus-menerus tanpa perlu untuk mengetahui lebih lagi. Ingat, dunia sangatlah luas untuk dilihat, maka dari itu, kita juga mesti mengetahui lebih lanjut sejarahnya seperti apa. Bagaimanapun, interpretasi sejarah akan terus berjalan, hingga akhir waktu. Saat itulah, saya mencoba untuk memberanikan diri untuk membaca buku yang sangat terbilang unik dan melampaui mainstream sejarah yang ada. Bagi kalian yang senang akan sejarah dan bosan dengan sejarah yang itu-itu saja, maka buku ini menjadi solusi kebosanan kalian.[]


Penulis/Reviewer: Amar Ma'ruf

0 comments:

Post a Comment