Arpa'i Jarsono, Pejuang Bangka Saksi Pengasingan Pemimpin Republik

Mendiang Arpa'i Jarsono
(Dokumentasi: Suryan Masrin)

Tidak banyak yang tahu tentang kiprah dan perjuangan pahlawan lokal terhadap bangsanya. Hampir setiap daerah di Indonesia memliki pahlawan atau pejuang lokal, namun kisah heroisme nya jarang terungkap dan sunyi. Seperti yang terjadi di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Disebuah desa kecil bernama Peradong, sektar 30 menit perjalanan dari Kota Mentok, terdapat sosok pejuang bernama Arpa'i Jarsono yang berkiprah dalam revolusi kemerdekaan di daerah itu.  

Nama Arpa'i Jarsono lebih akrab dan dikenal dimasyarakat setempat dengan panggilan "Kek Klares". Klares sendiri dalam bahasa lokal yakni sejenis musang. Gelar atau panggilan tersebut tentu memiliki makna. Masyarakat setempat memberinya gelar itu lantaran dahulu ia dikenal sering mengejar-ngejar para gadis, layaknya musang yang senang mengejar ayam. Meksipun begitu panggilan tidak berkonotasi negatif bagi Arpa'i maupun keluarganya sendiri. Demikian yang dituturkan oleh sang cucu Juliar Effendi

Kek Klares adalah pahlawan yang berasal dari kampung Peradong, ia merupakan veteran pejuang kemerdekaan RI. Hal ini bukan hanya sekedar omongan belaka,  berdasarkan kartu keanggotaan nomor 69090, Arpa'i Jarsono memiliki Nomor Pokok Legiun Veteran 274090. Ia lahir pada tahun 1901 di Kampung Peradong Kecamatan Mentok, Bangka. Penganugerahan sebagai Pejuang Kemerdekaan RI diraihnya melalui Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran No 90/Kpts/MUV/1964 tertanggal 8 September 1964. Statusnya diakui dan disahkan sebagai veteran Pejuang Kemerdekaan RI seperti dimaksud dalam Undang-undang No 75 tahun 1957, yang ditandatangani langsung oleh Menteri Urusan Veteran dan Demobilisasi; Mayor Jenderal TNI Sambas Admadinata.


Seragam Veteran dan Topi Veteran Arpa'i
(Sumber: koleksi pribadi Arpa'i)


Seperti halnya banyak menimpa para pejuang, kisah perjuangan Arpa'i perlahan meredup beberapa dasawarsa ini. Penulis kemudian mencoba berkunjung ke rumah Juliar Effendi sang cucu Arpa'i di Dusun Menggarau pada tahun 2018, barulah lembaran demi lembaran yang lama tidak terungkap mulai terbuka, termasuk informasi tentang kartu keanggotaan tersebut di atas. Kemudian di tahun 1983 dikeluarkanlah sebuah petikan surat keputusan tentang pengakuan, pengesahan, dan penganugerahan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang untuk Arpa'i Jarsono.

 

Surat Keputusan Penetapan Veteran Pejuang
(Sumber: koleksi pribadi Arpa'i)


Kartu Anggota Veteran Arpa'i Jarsono
(Sumber: koleksi pribadi Arpa'i)

Beberapa barang pribadi dan atribut Arpa'i yang pernah menemani serta jadi saksi hidupnya selama berjuang juga masih disimpan dengan baik. Antara lain, seragam veteran, sarung pistol, berbagai medali dan tanda kepangkatan, serta termasuk juga pedang. Sementara itu senapan yang pernah ia tenteng saat masa perjuangan juga masih tersimpan hanya saja karena termakan usia kondisinya dalam keadaan rusak.  Penduduk sekitar juga menengang Arpa'i sebagai sosok guru silat yang terampil. 

Menurut tuturan dari cucunya, kakeknya Arpa'i Jarsono dahulu ikut berperan serta bagi tokoh pemimpin RI ketika pengasingan di Mentok (Bangka). Hal ini juga dimungkinkan, karena jarak tempat pengasingan dengan kampung Arpa'i Jarsono ditempuh hanya sekira 30 menit saja. Meskipun tidak sempat tergali secara jelas saat Arpa'i masih hidup, namun besar kemungkinan ia turut berperan dalam beberapa peristiwa yang terkait tempat pengasingan itu. Tempat pengasingan tokoh RI, Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim dan kawan-kawan adalah di Pasangrahan BTW (Wisma Ranggam) dan Pasangrahan Menumbing. Seperti diketahui, semasa tokoh itu diasingkan, para pejuang republik di Bangka sering berupaya untuk membebaskan para pemimpin itu. Baik Sukarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri bangsa yang ditahan di tempat itu memiliki kenangan khusus dengan para pejuang dari Bangka yang dinilai berani dan ramah. 

 

Penulis: Suryan Masrin

0 comments:

Post a Comment