Angkat Film Dokumenter Sejarah, Komunitas Dibalik Bingkai Adakan Webinar

(Sumber: @dibalikbingkai)


Sejarah merupakan pengetahuan dan kesadaran penting bagi individu baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa  bernegara dan sebagai masyarakat global. Pengetahuan dan kesadaran sejarah perlu untuk selalu diajarkan dan ditanamkan secara berkelanjutan kepada semua generasi. Pentingnya pengetahuan dan kesadaran sejarah terkadang tidak berbanding lurus dengan minat dan keseriusan dalam mempelajari sejarah. 

Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam merancang dan menyelenggarakan pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan khususnya para guru sejarah, tetapi semua bisa berperan dan ikut bertanggung jawab dalam mendorong terselenggaranya pendidikan sejarah. Oleh karena itu perlu digali, dirancang, dan dikembangkan berbagai media alternatif untuk pembelajaran sejarah. Media yang dikembangkan harus dapat mengikuti trend dan minat masyarakat saat ini. Seperti telah bergesernya minat membaca menjadi minat menonton. Menyikapi hal tersebut, salah satu metode yang dapat dikembangkan adalah mengemas pengetahuan sejarah melalui media film dokumenter sejarah. Ujar Musliichah yang merupakan ketua Komunitas Dibalik Bingkai yang berpusat di Yogyakarta, penyelangara Seminar Film Dokumenter Sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Seminar yang dilaksanakan pada 13 Juni 2021 secara daring via kanal Youtube itu mengupas banyak hal tentang film dokumenter baik sebagai media pembelajaran sejarah maupun produksinya. Sumardiansyah Perdana Kusuma yang merupakan Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) dan dikenal berpengalaman luas terhadap isu-isu pendidikan sejarah di Indonesia, menyampaikan pandangannya sebagai keynote speaker. Menurutnya pembelajaran sejarah saat ini perlu dihadirkan dalam rupa-rupa yang kreatif dan inovatif seperti film dokumenter. Akan tetapi guru sejarah tidak boleh terpaku dan menggunakan media ini sebagai satu-satunya sumber belajar. "Perlu diperhatikan pula durasi pada film yang akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya pemutaran film tidak menghabiskan satu pertemuan agar tidak menggantikan peran guru", imbuhnya.

Salah satu pemateri, Mohammad Rikaz Prabowo menyebutkan film atau video dokumenter sangat baik diterapkan sebagai media pembelajaran di kelas. "Media ini dapat meningkatkan perhatian dan minat belajar siswa, membangun historical thinking dan history consiusness yang bermuara pada peningkatan hasil belajar dan capain tujuan", ujarnya yang diawal kesempatan menyampaikan bahwa ia sendiri kerap menggunakan film dan video sebagai media pembelajaran di kelas dalam pelajaran sejarah. Menurutnya lagi, video dan film dokumenter saat ini mudah untuk didapatkan, guru sendiri dapat mempelajarinya agar dapat memproduksi sendiri.

Salah satu paparan dari pemateri
(Sumber: Youtube Dibalik Bingkai)

Pada kesempatan lain, Musliichah yang juga menjadi pemateri dalam seminar ini mengemukakan film dokumenter dalam produksinya harus menggunakan metode-metode sejarah. "Berdasarkan pengalaman (dalam menggali isi atau informasi untuk pembuatan film dokumenter sejarah), ternyata tidak berbeda jauh seperti seorang peneliti melakukan penelitian sejarah. Dalam riset ada tahapan-tahapan yang harus dilalui seperti mengumpulkan materi, menguji kebenaran atau kritik sumber, melakukan analisis mencari poin-poin penting yang akan disajikan, dan kemudian menyajikannya dalam bentuk film dokumenter" ujar Musliichah, yang juga seorang Arsiparis di Universitas Gadjah Mada. 

Pemateri lain, Dwi Nur Rizkiansyah film maker dan juga aktif di Komunitas Dibalik Bingkai menjelaskan tentang produksi sebuah karya audio-visual agar dapat berjalan baik. Menurutnya perlu menggunakan suatu siklus mulai dari rapat redaksi, riset, alur cerita, peliputan atau mengumpulkan material, pembuatan transkrip dan naskah, hingga akhirnya dilakukan proses penyusunan dengan langkah editing video. Ia juga menekankan dalam suatu produksi, apalagi digunakan untuk pembelajaran sejarah, sebaiknya membuat karya audio-visual yang mudah dipahami dan diterima oleh audience secara luas, tutupnya. Hal ini dikarenakan kompleksitas sejarah itu sendiri dan untuk menghindari hal-hal yang bersifat kontroversial serta multi tafsir. Seminar diakhiri dengan sesi diskusi yang berlangsung cukup antusias. Besar harapan dari para pemateri maupun peserta agar media film dokumenter ataupun video dapat semakin didayagunakan oleh para guru sejarah, terlebih pada masa pandemi yang mengharuskan Belajar Dari Rumah (BDR). Media jenis ini sangat membantu tugas guru untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan memberi pemahaman kepada siswa. 

Seminar ini masih dapat dinikmati melalui Youtube melalui tautan berikut:  https://www.youtube.com/watch?v=9ldXZTYXBp0&t=7978s

Penulis: Salsafira Andjani.

0 Comments:

Post a Comment