Berita Lawas: Pengaruhnya Warna Kuning (1925)

 

Surat Kabar Berani, 18 Juli 1925
(Sumber: Koleksi Pribadi)

Berita asli dari Surat Kabar Berani, edisi no. 3 tahun ke-1 hari Sabtu 18 Juli 1925. Kepala Redaktur Boullie, beralamat di Kampung Darat Pontianak. Berita berjudul asli "Pengaroenja Warna Koening" mewartakan kejadian di Silat, Kapuas Hulu, dimana kaum bangsawan disana membeda-bedakan pakaian berdasarkan warna (kuning) yang hanya pantas dipakai oleh mereka. 


Isi Berita Asli (disesuaijan dengan ejaan kini)

Pengaruhnya Warna Kuning

Pembantu kami (pewarta) "Silater", kabarkan pada kami sebagaimana tersebut di bawah ini: 

Di Silat sewaktu ini jika rakyat dari golongan yang terbanyak berani memakai pakaian yang agak sedikit kuning, niscaya rakyat tersebut dapat cemooh-cemoohan (sindiran yang tidak sedap di dengar oleh telinga) dari kaum keluarganya raja alias keturunan dari Panembahan di itu tempat. Pendeknya, yang segala warna kuning di anggap oleh kaum monarchisten yang disitu, itu ada haknya mereka, artinya, bukan layaknya jadi haknya rakyat. 

Sekarang rakyat numpang bertanya: Yaitu apakah sebabnya maka rakyat tiada boleh turut memakai pakaian kuning? Apakah kalau rakyat berpakaian kain atau baju dan sebagainya yang agaknya kuning, nanti pamornya kaum keluarga raja akan jadi sirna? Agama mana dan firman Tuhan yang manakah yang ada melarang sedemikian itu?

Semua orang boleh jawab! Kami maka menanyakan itu karena di Pontianak belum pernah ada kejaian yang semacam di Silat ini, sedang di Pontianak rajanya bertitel Sultan. 

Ah, rupanya di bawah kolong langit ini bukan sedikit barang yang ganjil-ganjil.

Potongan berita tentang kejadian di Silat, Berani 18 Juli 1925.
(Sumber: Koleksi Pribadi)


Penulis dan alih bahasa: M. Rikaz Prabowo


Baca Juga: Pers Merah Bikin Gerah

0 comments:

Post a Comment