Diskusi Heritage Di Situs Cagar Budaya, Kuwas Pontianak Hadirkan Pengalaman Mengesankan

Peserta Diskusi Heritage Kuwas (Sumber: Refti Y.A)



Oleh: Refti Yusli Ananda | Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura


Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS) Pontianak yang digawangi oleh Reyhan Ainun Yafi kembali menghadirkan diskusi heritage pada Sabtu 18 Mei 2024 di komplek Persekolahan Suster Pontianak. Diskusi heritage atau ‘Distage’ merupakan program KUWAS yang rutin diadakan dengan mengadakan diskusi dan pengenalan objek cagar budaya langsung ditempatnya dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten. Distage kali ini menghadirkan M. Rikaz Prabowo yang merupakan Dosen Pendidikan Sejarah di Untan dan Wahyudin Ciptadi, akademisi arsitektur yang konsen terhadap bangunan cagar budaya dari Politeknik Negeri Pontianak. Tidak lupa pula Kepala SD Suster Pontianak yakni Sr. Yoanita SFIC turut menjadi narasumber terkait perawatan dan konservasi pada bangunan sekolah yang ia pimpin.

Share:

Saling Kaji Budaya Politik, Mahasiswa Fisip Untan dan Polgov Unimas Adakan Kolaborasi

Malam kebudayaan antara antara mahasiswa Fisip Untan dan Unimas (dok. Pribadi)


Oleh: Nur Misnawati
Bidang Pengembangan dan Pengkajian Isu-Isu Politik, 
Himpunan Mahasiswa Politik Universitas Tanjungpura.

Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMAPEM) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak baru saja menggelar kolaborasi internasional bersama Politics and Government (POLGOV) Universiti Malaysia Sarawak yang dilaksanakan di kota Pontianak selama empat hari dari tanggal 7-10 Mei 2024. Kegiatan kolaborasi tersebut mengangkat tema “Akulturasi Budaya Lintas Negara Melalui Program Parlemen Muda”, yang diikuti oleh 36 mahasiswa dari POLGOV UNIMAS yang didampingi oleh 2 orang doktor pendamping, serta 30 mahasiswa dari HIMAPOL dan HIMAPEM FISIP UNTAN.

Share:

Ajak Masyarakat Peduli Bangunan Cagar Budaya, Himsera Untan Adakan Telisik Sejarah

Peserta Telisik Sejarah Himsera Untan 2024 (Sumber: Refti Y.A)

Oleh: Refti Yusli Ananda | Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura


Telisik Sejarah mengambil rute mengunjungi bangunan-bangunan lawas era kolonial Hindia-Belanda yang berada di tengah kota Pontianak, mulai dari sekolah hingga kantor pemerintahan. Sebagian besar telah ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat kota.

Share:

Dari Mendukung Sukarno Hingga Mengasuh Anak Yatim: Sekilas Perjuangan Aisyiyah di Muntok

Panti Asuhan Perwani sudah menjadi kepemilikan Aisyiyah 

(Panti Asuhan Aisyiyah Mentok) tahun 1960an


Oleh: Suryan Masrin | Penulis Sejarah Bangka


Berawal dari persaudaraan antar istri-istri kader Muhammadiyah di Muntok (Bangka), didirikanlah organisasi Aisyiyah di kota itu. Kerap mengunjungi Bung Karno selama pengasingan di Bangka pada 1949, dan setelah itu bergerak di bidang sosial dengan mengelola panti asuhan hasil bergabungnya organisasi Persatuan Wanita Indonesia (Perwani)

Muhammadiyah Hadir ke Pulau Bangka tepatnya pada tahun 1934, dimulai pertama kali dari Sungai Selan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Drs. H. Kamarudin AK (Lihat Hamdan, dkk, 2020: 26). Penyebaran Muhammadiyah di Sungai Selan dilakukan oleh tokoh ulama Islam bernama Syekh Abu Bakar Aidit pada tahun 1934. Syekh Abu Bakar Aidit sendiri berasal dari negeri Hadrim (Hadramaut), suatu wilayah yang berada di Arab Selatan, yakni negeri Yaman.

Share: