![]() |
Peserta Diskusi Heritage Kuwas (Sumber: Refti Y.A) |
Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS) Pontianak yang digawangi oleh Reyhan Ainun Yafi kembali menghadirkan diskusi heritage pada Sabtu 18 Mei 2024 di komplek Persekolahan Suster Pontianak. Diskusi heritage atau ‘Distage’ merupakan program KUWAS yang rutin diadakan dengan mengadakan diskusi dan pengenalan objek cagar budaya langsung ditempatnya dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten. Distage kali ini menghadirkan M. Rikaz Prabowo yang merupakan Dosen Pendidikan Sejarah di Untan dan Wahyudin Ciptadi, akademisi arsitektur yang konsen terhadap bangunan cagar budaya dari Politeknik Negeri Pontianak. Tidak lupa pula Kepala SD Suster Pontianak yakni Sr. Yoanita SFIC turut menjadi narasumber terkait perawatan dan konservasi pada bangunan sekolah yang ia pimpin.
Kegiatan Distage yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pelajar, hingga karyawan dengan jumlah kurang lebih 40 peserta. Kegiatan dimulai pada pukul 8.00 WIB yang didahului dengan pemaparan materi dan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan tur mengelilingi kawasan Persekolahan Suster Pontianak. Seperti diketahui, komplek sekolah ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Pontianak pada tahun 2022. Persekolahan Suster terdiri dari sejumlah bangunan mulai dari TK, SD, SMP, Biara SFIC, asrama suster, perkantoran, dan bangunan-bangunan lainnya termasuk benda-benda yang secara substansi juga termasuk cagar budaya.
Kawasan Persekolahan Suster
Pontianak sendiri terletak di Jalan A.R Hakim yang telah dirintis keberadaannya
sejak tahun 1910 oleh suster-suster dari Kongregasi SFIC. Para suster berhasil
mendirikan Frobelschool (Taman Kanak-kanak), kemudian pada tahun 1924
mengelola Hollandsch Chinese School voor Meisjes (SD Belanda-Tionghoa
khusus putri), dan pada 1934 mendirikan Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs
(MULO) St. Lucia (setingkat SMP). Keberhasilan Suster-suster SFIC sendiri
tercatat dalam tinta emas dimana sekolah-sekolah tersebut hingga saat ini masih
bertahan dengan struktur bangunannya yang masih asli. Bahkan MULO St. Lucia
tercatat sebagai SMP tertua di Kalimantan Barat dan SD Suster pada tahun
ini telah berusia seabad.
Peserta menilai bahwa
kegiatan yang telah diadakan oleh KUWAS memberikan pengaruh yang begitu besar.
Hal dapatkan melalui pembelajaran yang interaktif dengan menerima materi secara
langsung oleh para narasumber yang hadir. Tak hanya sekedar menerima materi,
pesertai juga diajak untuk berkeliling dan mengeksplor bangunan SD Suster serta
Wisma Immaculata yang merupakan tempat tinggal para suster.
Secara keseluruhan, melalui
kegiatan 'Distage' mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah maupun masyarakat
umum yang turut hadir dapat mempelajari sejarah awal terbentuknya Persekolahan
Suster Pontianak hingga perkembangannya dari masa ke masa sampai saat ini.
Selain itu, peserta yang turut hadir dapat mengetahui peninggalan-peninggalan
bersejarah yang masih ada di sekitar Persekolahan Suster Pontianak. Salah
satunya adalah kursi siswa yang merupakan peninggalan asli pada zaman Belanda.
Dengan diselenggarakannya diskusi heritage diharapkan tidak hanya peserta yang hadir, tetapi juga masyarakat luas yang mengikuti kegiatan ini dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait fakta-fakta sejarah yang sebelumnya mungkin kurang diketahui. Diskusi ini diharapkan dapat membuka pengetahuan sekaligus membangkitkan rasa cinta dan kepedulian terhadap bangunan bersejarah maupun cagar budaya yang ada di Kota Pontianak.
0 Comments