Malam kebudayaan antara antara mahasiswa Fisip Untan dan Unimas (dok. Pribadi) |
Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMAPEM) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak baru saja menggelar kolaborasi internasional bersama Politics and Government (POLGOV) Universiti Malaysia Sarawak yang dilaksanakan di kota Pontianak selama empat hari dari tanggal 7-10 Mei 2024. Kegiatan kolaborasi tersebut mengangkat tema “Akulturasi Budaya Lintas Negara Melalui Program Parlemen Muda”, yang diikuti oleh 36 mahasiswa dari POLGOV UNIMAS yang didampingi oleh 2 orang doktor pendamping, serta 30 mahasiswa dari HIMAPOL dan HIMAPEM FISIP UNTAN.
Ketua umum HIMAPOL, Riko
Muharandi mengatakan tujuan dari kegiatan kolaborasi lintas negara ini adalah
sebagai bentuk pengenalan budaya politik dan pemerintahan, serta kehidupan yang
ada di Indonesia, namun kegiatan ini lebih menekankan kepada pemahaman mahasiswa
terkait sistem politik dan pemerintahan internasional.
“Melalui kegiatan ini,
kami dapat menjalin hubungan baik antara kedua negara dan memahami sistem
politik dan pemerintahan internasional sehingga mahasiswa dapat memperoleh
pengetahuan baru yang tidak mereka dapat di dalam kelas.” Ucapnya pada Selasa
(14/5).
Lebih lanjut, ia
menuturkan bahwa terdapat banyak kegiatan yang dilakukan dalam kolaborasi
internasional ini, diantaranya adalah kunjungan ke kantor Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat. Dalam kunjungan tersebut, Bapak
Ir. H. Prabasa Anantatur, M.H menerangkan terkait tugas dan fungsi DPRD kepada
mahasiswa yang memiliki wewenang atas aspirasi masyarakat, serta menjelaskan
beberapa tugas dari masing-masing komisi yang ada di DPRD Provinsi Kalimantan
Barat.
Kunjungan ke kantor DPRD Prov. Kalbar. (Dok. Pribadi) |
Menurut Riko, melansir
dari penyampaian anggota DPRD itu sendiri maka mahasiswa perlu mengetahui bagaimana
sejarah berdirinya DPRD, apa saja tugas dari DPRD Provinsi, serta dinamika
mengenai isu-isu politik yang ada di Indonesia, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang sistem politik dan pemerintahan.
Kemudian agenda
selanjutnya dari kegiatan kolaborasi ini adalah seminar internasional yang
diadakan pada hari kamis (9/5/2024) yang mengusung tema, “Birokrasi dalam
Perspektif Politik Indonesia dan Malaysia serta Hubungan Bilateral Antar Negara
Malaysia dan Indonesia”. Seminar ini dirasa perlu untuk mengetahui bagaimana sejarah
hubungan diplomatik kedua negara yang diketahui pernah masuk dalam fase pasang
surut. Seminar ini menghadirkan akademisi FISIP UNTAN, dan Kepala Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) provinsi Kalimantan Barat sebagai pemateri yang
ditemani oleh mahasiswa UNIMAS Sarawak sebagai keynote Speaker. Kegiatan
seminar internasional ini diikuti oleh 150 peserta.
Tidak hanya itu, kegiatan
kolaborasi internasional ini juga turut serta dalam kegiatan sosial dengan
mengunjungi Panti Asuhan Ar-Ridho yang berlokasi di Siantan Hilir, Pontianak
Tenggara. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa
dengan memberikan bantuan dan dukungan kepada anak-anak panti asuhan.
Kegiatan kolaborasi ini kemudian ditutup dengan acara Malam Kebudayaan Internasional (International Culture Night) yang memiliki rangkaian acara berupa pengenalan budaya dari negara Indonesia dan Malaysia seperti seni tari, seni musik, dan sajak.
“Dalam kegiatan
kolaborasi internasional ini, diharapkan seluruh mahasiswa dari kedua negara
dapat menjalin kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan terhadap sistem politik
pemerintahan, serta memiliki hubungan baik antar sesama mahasiswa.” Ungkap Riko
pada selasa (14/5).
Terakhir, Riko
mengucapkan terima kasih kepada pihak HIMAPEM dan POLGOV UNIMAS Sarawak karena
telah menjadi pilar kolaborasi internasional ini dengan kontribusi yang sangat
baik.
“Semoga kegiatan yang telah kita laksanakan selama empat hari ini dapat menjadi suatu kegiatan yang dapat memberikan efek positif kepada seluruh pihak, baik mahasiswa ataupun masyarakat karena dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa harus menjadi agent of change atau agen perubahan yang mengabdi kepada masyarakat.” tutup Riko.
0 comments:
Post a Comment