Minat Baca Tak Kunjung Membaik, TBM “CAHAYA” Bagikan Tips & Trik untuk Komunitas Penggerak Literasi

Peserta Lokakarya Komunitas Penggerak Literasi di Pontianak (30/09) (Sumber: Dok. Panitia)


Majalah Riwajat berpartisipasi dalam Lokakarya Komunitas Penggerak Literasi, sebagaimana rencana jangka panjang redaksi untuk membentuk perpustakaan sejarah di masa yang akan datang.


Sejak tahun 1995, bulan September diputuskan menjadi bulan Gemar Membaca Nasional. Hal ini merupakan respon Pemerintah Orde Baru terhadap tingkat minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Sudah 29 tahun berlalu, minat baca masyarakat Indonesia tidak ada perbaikan yang signifikan. UNESCO menyebut, dari 1000 orang, hanya 1 orang Indonesia yang gemar membaca. Tidak heran bila Indonesia hampir menduduki peringkat terbawah dalam hal literasi.

Beberapa kelompok masyarakat sadar bahwa literasi merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat yang cerdas dan berdaya lebih baik. Sebagai upaya pemberdayaan terhadap komunitas penggerak literasi yang ada di wilayah Kalimantan Barat, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya mengadakan “Lokakarya Komunitas Penggerak Literasi” dipenghujung bulan Gemar Membaca Nasional.

Lokakarya Komunitas Penggerak Literasi dilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2024 di Café Tanjung Ria, Kota Pontianak. Acara lokakarya dipandu oleh Andi Ansharullah (Duta Bahasa Nasional 2023). Acara Lokakarya diawali dengan laporan ketua Panitia Lokarya Komunitas Penggerak Literasi sekaligus Ketua TBM Cahaya, Lukman Iskandar dan kata sambutan dari Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Anang Santosa yang sekaligus membuka acara ini. Dilanjutkan dengan penyampaian tips dan trik untuk komunitas literasi.

“Lokakarya adalah langkah strategis dalam meningkatkan minat baca dan literasi diberbagai daerah. Diharapkan melalui kegiatan lokakarya komunitas penggerak literasi, bisa menjadi semangat bagi para pegiat literasi untuk membangun masyarakat yang lebih baik” ungkap Lukman Iskandar

Anang Santosa dalam sambutannya mengatakan, “Kami dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat sangat mengapresiasi semua pegiat literasi yang ada di Kalimantan Barat. Untuk pertama kalinya Balai Bahasa menyalurkan Bantuan Pemerintah kepada komunitas literasi dan komunitas sastra. Tidak mengherankan jika akhir-akhir ini, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat umumnya banyak komunitas yang mengadakan kegiatan. Terdapat 9 komunitas literasi di Kalimantan Barat yang menerima Bantuan Pemerintah. 3 komunitas dari Kota Pontianak, 3 dari Kabupaten Ketapang, dan masing-masing 1 di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, dan Kabupaten Sintang. Sebagai pihak yang menerima Bantuan Pemerintah, diharapkan membaca secara seksama petunjuk teknis penerimaan dana dan berhati-hati dalam mengelola dana yang diterima.”

Narasumber dan Moderator Lokakarya Komunitas Penggerak Literasi di Pontianak (30/09)

(Sumber: Dok. Panitia)


Sinta Devianti seorang Pegiat Literasi yang sudah banyak mendirikan berbagai komunitas literasi di Kota Pontianak dan sekitarnya berkesempatan menjadi narasumber untuk menyampaian tips dan trik agar komunitas pegiat literasi dapat menarik minat masyarakat. “Perlu dilakukan survey terlebih dahulu, apa minat dan passion masyarakat serta bagaimana karakter masyarakat. Jangan hanya mengajak masyarakat untuk membaca, namun relawan juga harus bisa mengadakan Program Kreatifitas Masyarakat lainnya. Rasa kekeluargaan antara relawan dan masyarakat setempat perlu dibangun. Misalnya, relawan harus turut serta dalam kerja bakti bersama bapak-bapak dan memasak bersama ibu-ibu. Apabila masyarakat sudah menganggap kita sebagai keluarganya, maka mereka akan mau belajar dan selalu mengikuti program kita. Di perpustakaan (tempat dilaksanakan literasi) perlu melakukan berbagai kegiatan selain membaca, misalnya mendongeng, bermain permainan rakyat, mengajarkan menggunakan komputer, membuat desain grafis, dan lain-lain.” terang sosok yang akrab dipanggil Kak Sinta ini.

Kak Sinta juga menegaskan, “Kegiatan literasi yang diberikan kepada masyarakat harus menyesuaikan zaman dan usia masyarakat. Pegiat literasi juga perlu memperkenalkan komunitas mereka kepada masyarakat luas dengan cara memanfaatkan media sosial dan perbanyak kolaborasi untuk membangun relasi. Perlu juga membagi Jobdesk dalam komunitas literasi agar kegiatan komunitas lebih berkualitas.”

Lokakarya berbentuk bincang santai ini dihadiri lebih dari 35 peserta yang terdiri atas pegiat literasi membaca, penulis, dan sastrawan di Kalimantan Barat. Para peserta saling menyampaikan pendapat dan pertanyaan kepada narasumber. Keluh kesah selama menjadi pegiat literasi juga peserta sampaikan diforum ini.


Pewarta: M. Aqif Alghifari

0 Comments:

Post a Comment