Foto pemenang KISAH SEKALBAR bersama Dewan Juri |
Kompetisi Sejarah Lokal Kalimantan Barat (KISAH SEKALBAR) diikuti oleh sejumlah SMA sederajat di Pontianak dan Kubu Raya. Perhelatan diharapkan mampu membangun kesadaran sejarah kepada generasi Z.
Pertama kalinya digelar, Kuota Pendaftaran Kompetisi Sejarah Lokal Kalbar langsung diserbu oleh peserta dari berbagai SMA/MA di Kota Pontianak dan sekitarnya. Hal ini membuktikan betapa tingginya antusiasme para pelajar mengenal, belajar, dan berkompetisi dalam bidang sejarah, terutama sejarah lokal. Sebagaimana yang kita tahu, banyak masyarakat yang masih awam dengan sejarah lokal. Namun, Kompetisi yang diadakan ini membuktikan bahwa masih terdapat segelintir pelajar yang memiliki kemauan besar untuk belajar sejarah lokal.
Melalui Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan oleh BPK Wilayah XII, Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2021 FKIP UNTAN mengadakan Kompetisi Pengetahuan Sejarah Kalimantan Barat (selanjutnya disingkat KISAH SEKALBAR) dengan tema “Membangun Kesadaran dan Pemikiran Kritis Sejarah Lokal dan Peninggalannya di Kalimantan Barat melalui Kompetisi Sejarah.” Diselenggarakan selama 1 hari tepat pada tanggal 12 Oktober 2024 lalu dengan dua tahapan lomba, dengan rincian tahapan pertama untuk mencari 3 peserta dengan nilai terbaik dan tahap kedua untuk menentukan juara 1, 2, dan 3.
KISAH SEKALBAR diikuti sebanyak 40 peserta dan didampingi oleh 16 guru pendamping dari perwakilan 15 SMA/MA yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya. Acara ini berlangsung di Aula FKIP UNTAN dengan suasana yang kondusif. Meskipun para peserta sempat merasakan atmosfer yang tegang pada tahap pertama, namun mereka berhasil kembali fokus untuk berkompetisi. Di lain sisi, para guru pendamping sembari menunggu anak didik mereka selesai berkompetisi, di ruang tunggu mereka isi dengan canda tawa serta membentuk tali silaturahmi antar guru sejarah. Selain diisi dengan gelak tawa, pendamping juga menyaksikan dan mendokumentasikan live score peserta dan dapat melihat para murid melalui kamera pengawas. Pada 10 menit terakhir pengerjaan, panitia mematikan live score untuk membentuk kejutan dan rasa penasaran pendamping.
Tahap pertama kompetisi menghadapkan peserta untuk mengerjakan sebanyak 86 soal sejarah lokal (terdiri dari soal pilihan ganda, soal asosiasi, dan soal sebab akibat) dengan Sistem Tes Berbasis Komputer atau CBT menggunakan website e-ujian. Masing-masing peserta telah menyiapkan perangkat mereka dan mengikuti simulasi sebelum akhirnya harus berkompetisi. Peserta juga sempat memberikan testimoni mereka terhadap soal pada tahap pertama, yang dirasa tidak sulit, namun harus lebih banyak membaca lagi.
Tiga peserta dengan nilai terbaik dari tahap pertama kemudian lanjut pada tahap kedua untuk beradu dengan sistematika lomba cerdas cermat yang terdiri dari 3 babak (babak pertanyaan wajib, benar/salah, dan rebutan). Tahap dua disaksikan oleh dosen pendidikan sejarah (sebagai juri), peserta yang gugur pada tahap 1, guru pendamping, dan penonton lainnya. Suasana di dalam bercampur aduk, dari rasa penuh harap, gugup, senang, hingga keinginan besar penonton untuk ikut juga bertanding dalam tahap dua. Atensi para penonton di tahap dua tidak dapat terdistraksi oleh hal lain, hingga tidak terasa tahap dua telah berakhir dan menyisakan pengumuman skor akhir serta pembagian hadiah.
Muftizar Farabi Ramadhan, siswa MAN 2 Pontianak berhasil menjadi pemenang dengan skor akhir 120 Poin. Disusul oleh Habib Arifaturrohman, siswa MA Mathla'ul Anwar Pontianak dengan skor akhir 90 poin. Posisi ketiga ditempati oleh, Gading Nadja Ardinola siswa SMA Islam Bawari Pontianak dengan skor akhir 50 poin. Adapun ketiga pemenang mendapatkan piala, sertifikat, dan uang tunai.
KISAH SEKALBAR hadir tidak hanya untuk membangun kesadaran sejarah lokal di mata pelajar dan pengajar. Namun, hadir sebagai bentuk menjalin tali silaturahmi dan percontohan agar adanya kegiatan serupa dengan mengangkat sejarah lokal sebagai bintang utamanya. Melalui berbagai bentuk bantuan pemerintah, mari bersama wujudkan Generasi Z yang melek sejarah lokal.
Pewarta: Yastrid Salwa Wardina
0 comments:
Post a Comment