Ilustrasi pasukan kavaleri Dinasti Mughal (Sumber: Edwin Lord Weeks dalam history-maps.com) |
Masa kejayaan Mughal diawali pemerintahan Sultan Jalaluddin Muhammad Akbar (1556-1605 M), yang kedepannya berhasil meluaskan wilayahnya hampir mencakup India modern kini.
Setelah naik tahta ia
mencanangkan obsesinya untuk menguasai Asia Tengah, sebagaimana Timur Lenk
tempo dulu. Akan tetapi, Babur terhalang oleh kekuatan Uzbekistan, dan
mengalami kekalahan. Babur kemudian berhasil menguasai Samarkand pada tahun
1494 M berkat bantuan Ismail I (1500-1524 M) Raja Safawi. Irsyad mengungkapkan
bahwa Islam di Dinasti Mughal mempunyai peranan penting dalam perkembangannya
di dunia dan India.
Sejarah Dinasti Mughal
Pada tahun 1504 M, Babur
berhasil menduduki Kabul ibukota Afghanistan. Dari sini, ia memperluas
kekuasaan ke sebelah timur India. Saat itu India yang dikuasai oleh Ibrahim
Lodi tengah dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau.
Daulah Khan Gubernur Lahore, dan Alam Khan yang merupakan paman Ibrahim Lodi
sendiri, juga melakukan pemberontakan pada tahun 1524 dan meminta bantuan Babur
untuk merebut Delhi. Tiga kekuatan itu (Daulah Khan-Alam Khan-Babur) bersatu
menyerang pasukan Ibrahim Lodi, tetapi gagal memperoleh kemenangan. Melihat
ketidak seriusan Babur dalam menyerang, Daulah Khan dan Alam Khan balik
menyerang Babur. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Babur, ia berusaha keras agar dapat mengalahkan dua
gabungan kekuatan tersebut.
Pada tahun 1525 M Lahore dapat dikuasai, Daulah Khan dan Alam Khan dapat dikalahkan. Dari Lahore ia bergerak ke selatan sampai mencapai Panipat, ia berjumpa dengan pasukan Ibrahim Lodi maka terjadi pertempuran besar. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu dan Babur memperoleh kemenangan dalam pertempuran Panipat (1526 M). Padahal Babur hanya didukung 26.000 prajurit sedangkan Ibrahim Lodi memiliki 100.000 personel dan 1.000 pasukan gajah. Babur memasuki Delhi sebagai pemenang dan mendirikan pemerintahannya di sana dengan demikianlah berdiri Dinasti Mughal di India.
Masa Keemasan Dinasti Mughal
Pada masa Sultan Jalaluddin
Muhammad Akbar, Mughal mulai memasuki masa keemasan ditandai dengan dapat
direbutnya kembali semua wilayah yang lepas pada masa Sultan Humayun. Nasution
dalam Sejarah Peradaban Islam (2007), mengungkapkan
masa kejayaan Mughal diawali pemerintahan oleh Sultan Jalaluddin Muhammad Akbar
(1556-1605 M), dan tiga raja berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah
Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M), setelah itu masa keemasan Dinasti
Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Dimasa tiga sultan
ini, orientasi politiknya lebih diarahkan pada mempertahankan pada kekuasaan
yang ada, pembangunan ekonomi melalui pertanian, perdagangan, dan pengembangan
budaya, seni dan arsitektur. Kemajuan yang pernah dicapai sebagai
berikut:
- Bidang Politik
Dinasti Mughal menganut sistem monarki absolut atau keputusan tertinggi berada di tangan Sultan. Meskipun keputusan berada di tangannya, setiap minggunya sultan mengadakan rapat membahas pengaduan yang berasal dari rakyat. Untuk daerah-daerah provinsi rapat tersebut dipimpin oleh gubernur, demikian Fuad Z.A.H dalam Sejarah Peradaban Islam Paradigma Teks, Refleksi, dan Filosofis.
- Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, Dinasti Mughal mengembangkan program pertanian, perdagangan, dan pertambangan. Meskipun begitu sumber keuangan Mughal lebih condong ke pertanian. Pada sektor ini komunikasi antara pemerintah dan petani terjalin dengan sangat baik. Petani pada masa Dinasti Mughal dijalankan secara berkelompok dengan dipimpin oleh seorang bergelar muqaddam. Melalui muqaddam inilah hubungan pemerintah dan petani terjalin dengan baik. Dinasti berhak mendapatkan sepertiga dari hasil pertanian tersebut. Hasil yang dihasilkan dari sektor pertanian ini ada biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, nila, kapas, dan bahan celupan. Disamping untuk kebutuhan kerajaan sendiri hasil pertanian juga diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan.
- Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada saat memerintah kerajaan sangat memperhatikan bagaimana perkembangan Pendidikan dengan membangun madrasah-madrasah dan perpustakaan. Sultan dan para bangsawan mendukung pendidikan dengan menghadiahkan tanah dan uang di masjid kepada wali dan ulama. Semua masjid mempunyai sekolah-sekolah rendah, bahkan Jehangir mengeluarkan keputusan apabila seorang kaya atau musafir meninggal yang tidak mempunyai ahli waris maka jatuh ditangan raja yang kemudian digunakan untuk memperbaiki madrasah. Syah Jehan juga mendirikan perguruan tinggi kemaharajaan di Delhi dan Aurangzeb mendirikan perguruan tinggi dan sekolah-sekolah. Belum juga menganugerahkan sejumlah tanah dan uang untuk pembangunan pusat pengajaran di Lucknow.
- Bidang Seni dan Arsitektur
Banyak bangunan yang
dibangun dengan arsitektur nan indah pada masa pemerintahan Mughal misalnya
Benteng Merah, Jama Masjid, Istana Megah di Delhi, makam-makam sultan, dan juga
sebuah bangunan yang masuk kedalam tujuh keajaiban dunia yaitu Taj Mahal. Bangunan
itu dibangun khusus oleh Syah Jehan untuk mengenang istrinya yang bijak dan
cantik jelita. Ciri dari arsitektur masa Dinasti Mughal yaitu banyak
menggunakan batu marmer dan hiasan dinding serta atap dengan ukiran-ukiran
timbul dan ukiran terbenam yang berwarna warni.
Sedangkan karya seni yang menonjol pada masa ini adalah karya sastra gubahan para penyair istana, baik bahasa Persia maupun bahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Muhammad Jayazi seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar yang berjudul Padmavat yang berisi tentang jiwa kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb muncul juga sastrawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya Aini Akbari yang berisi tentang sejarah kerajaan Mughal berdasarkan pimpinannya.
- Bidang Militer
Sultan Akbar yang saat itu masih muda, dibantu oleh Biran Khan seorang syi’ah yang setia membantu Dinasti Mughal sejak Sultan Babur dan Humayun. Akan tetapi semakin berjalannya pemerintahan ia memaksakan aliran syi’ah kepada rakyatnya sehingga ia diberhentikan dari jabatannya pada tahun 1561 M. Sultan Akbar melanjutkan ekspansinya ke sebelah utara, selatan, barat, dan timur. Disebelah selatan ia berhasil menaklukan Malwa (1561 M), Chodar (1561 M), Kerajaan Ghond (1564 M), Chittor (1568 M), Ranthabar (1569 M), Kalinjar (1569 M), Gujarat (1572 M), Surat (1573 M), Bihar (1574 M), dan Bengal (1576 M). Kemudian di sebelah utara ia dapat menguasai Kashmir (1586 M), Shind (1950 M), Orissa (1592 M), Deccan (1596 M), Narnala (1598 M), Ahmednagar (1600 M), Asitgath (1601 M).
0 Comments