Kisah Berdirinya Universitas Pertama di Kalimantan Barat

 

Kampus pertama Universitas Tanjungpura sekitar tahun 1960an.
(Sumber: Mimbar Untan)

Oleh: Mohammad Rikaz Prabowo | Pimred Riwajat

Para pendiri menamakannya Daya Nasional yang berarti kekuatan nasional, pada 20 Mei 1959 bermodal fakultas hukum dan tata niaga di Pontianak. Dokter Soedarso diamanahi sebagai direktur pertamanya. Sekarang lebih dikenal sebagai Universitas Tanjungpura.


Kebutuhan sebuah Perguruan Tinggi (PT) di Kalbar pada era 1950an amat dibutuhkan. Pada tahun 1953 sebuah SMA pertama di provinsi ini sudah berdiri di Pontianak dan dalam tempo 3 tahun sudah meluluskan siswanya. Pembicaraan tentang perlunya mendirikan PT yang dicita-citakan itu terjadi di awal tahun 1959. Pada 20 Mei 1959 sejumlah tokoh masyarakat seperti dr. Soedarso, Eddy Kresno, J.C Oevaang Oeray, Wariban, Ismail Hamzah, Ibrahim Saleh, Muzani A. Rani, Hasnol Kabri, Mr. Suripada, H.M Mansyur, dan D. Soekardi, mendirikan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional dengan 2 fakultas awal yakni Hukum dan Tata Niaga (Ekonomi).

Menjabat sebagai Ketua Dewan Kurator yakni dr. Soedarso yang juga bertindak sebagai Direktur PT. Jabatan ini sebenarnya ditolak oleh Soedarso, mengingat kesibukannya dalam berdinas sebagai dokter dan mengepalai Sekolah Perawat. Akan tetapi atas desakan rekan-rekannya dan diantara pendiri ialah yang menempuh pendidikan tertinggi akhirnya amanah ini ia terima dan diupayakan dijalankan sebaik-baiknya.

(Sumber: Dinkes Kalbar)

Sementara ketua yayasan dijabat oleh Eddy Kresno (tokoh Buruh). Dua tahun kemudian Perguruan Tinggi Daya Nasional ditingkatkan statusnya menjadi Universitas Daya Nasional (Undanas) pada tahun 1961. Di masa awal ini kegiatan perkuliahan Undanas dilakukan dengan meminjam bangunan milik yayasan dagang Tionghoa, berlantai 2, di Jl. Rahasi Oesman (sekarang jadi Bank Mandiri). Begitu pula untuk tenaga pengajar. Belum banyak dosen tetap seperti sekarang, melainkan dipenuhi dari sarjana muda atau sarjana yang juga pekerja profesional seperti pengacara, akuntan, hingga dari kalangan tenaga birokrasi. Sekitar bulan Maret tahun 1961 Undanas kedatangan Presiden Sukarno yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat. Beliau memulai secara simbolis pembangunan gedung Undanas yang kini berada di sekitar daerah Kampung Bangka (Jl. Imam Bonjol).

Pada 20 Mei 1963 Undanas dinegerikan oleh pemerintah dan berganti nama dengan nama Universitas Negeri Pontianak (UNEP). Kepemimpinan universitas dijalankan secara presidium yang diketuai oleh Kolonel Soedarmo (Pangdam) sebagai Presiden Universitas. Momen ini juga menandai dibukanya dua fakultas baru, yakni Teknik dan Pertanian.

Pada 14 September 1965 dipengaruhi suasana politik dan hankam, UNEP berganti nama menjadi Universitas Dwikora. Menandai perubahan ini didirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Ketua presidium/presiden universitas dijabat oleh Kolonel dr. H. Sugeng. Barulah kemudian pada 15 Agustus 1967 berganti nama lagi menjadi Universitas Tanjungpura (Untan). Pimpinan universitas kini dijabat oleh seorang Rektor yang kala dipegang okeh Letnan Kolonel (CKH) Muhammad Isja, S.H.

Kedatangan Presiden Sukarno untuk meresmikan pendirian 
kampus Undanas tahun 1961. (Sumber: Mimbar Untan)

Dalam sejarahnya, Untan pernah menerima penggabungan dari sebuah kampus, yakni IKIP Bandung cabang Pontianak (filial). Kampus ini diusahakan oleh PGRI atas dasar kebutuhan guru yang amat mendesak di Kalimantan Barat waktu itu, dibentuk tahun 1964 dan dinegerikan pada 28 September 1965. Beberapa nama tokoh pendiri dan yang amat berjasa yakni Drs. Wan Usman (Dekan Koordinator), Drs. Hadari Nawawi (Wakil Dekan I), M. Jusuf Sjueb, Drs. Abasuni Abubakar (Wakil Dekan II), S. Masyhor Almutahar, S. H (Wakil Dekan III), Uray Alliudin Yusba (Kepala SMAN 1 Pontianak), dan dibina oleh Dewan Pembina yang diketuai Gubernur J.C Oevaang Oeray.

Jurusan yang disediakan oleh IKIP Bandung cabang Pontianak yakni, Jurusan Ilmu Pasti, Jurusan Ekonomi Perusahaan, Jurusan Ekonomi Koperasi, Jurusan Bahasa Inggris, dan Jurusan Ilmu Pendidikan Umum, Perkuliahan dilaksanakan di beberapa tempat, yakni SMAN 1 Pontianak, SMEA Pontianak, dan SPG Pontianak. Sedangkan Kantor Pimpinan dan Tata Usaha menempati beberapa ruangan di Kantor Gubernur. Untuk tenaga dosen dipenuhi dari berbagai sumber, meminjam sarjana-sarjana dari pegawai Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga-lembaga Pendidikan, dan Sarjana Muda yang dijadikan asisten.

Akhir tahun 1967 keluar SK dari Mendikbud no. 161/1967 tentang pengintegrasian IKIP cabang di seluruh Indonesia ke universitas setempat. Akan tetapi integrasi ke Untan ini baru bisa dilaksanakan okeh IKIP Bandung cabang Pontianak awal tahun 1969. Sejak itu resmilah berdiri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untan dan Drs. Hadari Nawawi menjadi dekan pertamanya.


Sumber Bacaan:
Pasifikus Ahok, dkk, 1980. Sejarah Pendidikan Daerah Kalimantan Barat. Pontianak: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Juniar Purba, dkk, 1992. Dokter Soedarso: Riwayat Hidup, Pengabdian, dan Perjuangannya. Pontianak: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Majalah Mimbar Untan Edisi X No. XXXV, LPM Untan tahun 2017.

Sumbe Foto:
Dinkes Provinsi Kalimantan Barat dan Mimbar Untan.

0 comments:

Post a Comment